PELATIHAN : SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN




SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN

Halo , selamat datang kembali di blogger Trainingmu. Nah kali ini saya akan membahas tentang seputar SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN. Seberapa pentingkah mempelajari SISTEM MANAJEMEN KEUANGAN ini? Jawabannya SANGAT PENTING. Kenapa demikian, karena sebuah perusahaan tidak akan berdiri tanpa uang. Materi ini juga sangat penting bagi seorang accounting atau jurusan akutansi .
Bagi yang ingin membuka atau berencana membuka usaha , sangatlah penting untuk mempelajari Sistem Manajemen Keuangan. Perencanaan keuangan adalah kunci sukses nya sebuah perusahaan.
Artikel ini membahas seputar cara mengatur dan istilah-istilah dalam mengelola keuangan. Segala kritik dan saran sangat diperlukan demi kemajuan artikel ini agar bisa bermanfaat bagi semua. SELAMAT MEMBACA....

MANAJEMEN KEUANGAN UNTUK EKSEKUTIF NON KEUANGAN

  1. KEUNTUNGAN OPTIMAL YANG DIPEROLEH PERUSAHAAN

    • Membagikan dividen kepada para pemegang saham,
    • Melayani pelanggan secara lebih memuaskan
    • Meningkatkan kesejahteraan hidup para karyawan
    • Membayar pajak kepada pemerintah
    • Memperluas usaha bisnis
    • Melunasi pinjaman jangka menegah dan panjang
    • Memberikan bantuan sosial yang dibutuhkan masyarakat.
  2. FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN

    • Menentukan jumlah dan alokasi dana yang diperlukan untuk
      • memulai usaha
      • Memperluas usaha
      • Menjalankan bisnis perusahaan
    • Mendapatkan sumber dana yang paling efisien untuk membiayai kegiatan memulai, memperluas atau menjalan bisnis
    • Mengevaluasi kinerja operasi bisnis dan keuangan perusahaan.
  3. HARTA PERUSAHAAN DIGOLONGKAN MENJADI 3 KELOMPOK

      1. Harta Lancar (Current Assets)
      2. Harta Tetap (fixed assets)
      3. Harta tak berwujud (intangible assets)
    1. HARTA LANCAR
      • Harta lancar yang umum dimiliki perusahaan digolongkan menjadi tiga pos utama :
        • Uang kas di kantor yang disimpan di bank (cash in hand and in bank)
        • Piutang kepada pihak ketiga (piutang dagang-account receivables)
        • Persedian bahan baku, bahan pembantu, suku cadang dan barang-barang stasioner (stocks atau inventory)
    2. HARTA TETAP
    3. Harta tetap diperlukan perusahaan untuk memproduksi, menyimpan dan memasarkan barang dan atau jasa yang perusahaan hasilkan.
      Contoh harta tetap :
      • Tanah
      • Gedung
      • Mesin dan peralatan
      • Kendaraan
      • Meubel dan peralatan kantor
      JUMLAH DANA YANG DIINVESTASIKAN DALAM HARTA TETAP DITENTUKAN OLEH:
      • Bidang usaha yang dijalankan perusahaan
      • Skala perusahaan
      • Metode usaha bisnis yang dipergunakan
      • Cara pengadaan aktiva tetap
      CARA PENGADAAN HARTA TETAP:
      • Harta tetap dapat diadakan dengan jalan membeli tunai, beli sewa atau menyewa.
      • Dalam bahasa asing pengadaan beberapa jenis harta tetap secara beli sewa disebut hire purchase, sedangkan pengadaan harta tetap secara menyewa disebut leasing.
    4. HARTA TAK BERWUJUD
    5. Berlainan dengan harta tetap dan harta lancar, harta tak berwujud tidak mempunyai bentuk fisik. Walaupun demikian nilai harta tak berwujud seringkali cukup tinggi hal ini disebabkan karena jumlah dana yang dikeluarkan untuk mendapatkan harta tersebut cukup tinggi.
  4. Sumber dana

  5. Untuk membiayai pembentukan perusahaan dan operasi bisnisnya digolongkan menjadi 3 bagian :
      1. Modal Sendiri (equity financing)
      2. Semi modal sendiri (semi equity financing)
      3. Pinjaman dari pihak ketiga (loan financing)
    1. MODAL SENDIRI (EQUITY FINANCING)
    2. Terdiri dari :
      • Modal saham biasa dan saham preferen yang disetor pemilik perusahaan.
      • Saham preferen biasanya dimiliki perusahaan modal ventura yang ikut menanamkan modal saham di perusahaan dan dimiliki investor lainnya.
      • Biasanya persentase deviden modal saham yang disetor perusahaan modal ventura ditetapkan saat perusahaan tersebut akan menginvestir dananya diperusahaan yang mereka ikut sertai.
      • Selain modal saham yang disetor, modal sendiri juga dapat berbentuk laba yang tidak dibagi atau retained earnings.
      • Retained earnings adalah laba yang tidak dibagikan sebagai deviden kepada para pemegang saham.
      • Dana tersebut ditanam kembali ke perusahaan dan dipergunakan untuk membiayai operasi bisnis atau perluasan usaha.
    3. SEMI MODAL SENDIRI (SEMI EQUITY FINANCING)
    4. Terdiri dari:
      • Adalah pinjaman dari pemegang saham.
      • Dana ini dipergunakan baik untuk pengadaan harta tetap maupun harta lancar.
      • Pinjaman pemegang saham biasanya dipinjamkan dalam jangka menengah, tidak menanggung beban bunga dan tidak memakai agunan.
    5. PINJAMAN (LOAN FINANCING)
    6. Terdiri dari :
      • Dalam dunia bisnis modern bentuk pinjaman dari pihak ketiga beraneka ragam seperti kredit penjualan dari perusahaan pemasok bahan atau barang jadi, kredit bank umum jangka pendek dan menengah obligasi, leasing barang modal dan kredit barang modal.
      • Sebagian besar pinjaman dari pihak ketiga menanggung biaya, beberapa jenis pinjaman dari pihak ketiga juga memerlukan agunan kredit dalam bentuk harta dan fisik atau jaminan dari perusahaan.
  6. TOLOK UKUR KINERJA BISNIS PERUSAHAAN

    • Kemampuan perusahaan mendapatkan keuntungan (profitabilitas)
    • Kemampuan perusahaan menyusun struktur pendanaan yang efisien (solvabilitas). Yang dimaksud dengan struktur pendanaan adalah perbandingan antara jumlah modal sendiri dan pinjaman dari pihak ketiga.
    • Kemampuan perusahaan melunasi pinjaman yang telah jatuh tempo dari dana intern, tanpa mengganggu jalannya operasi perusahaan (likuiditas keuangan)
    • Kemampuan perusahaan mengoperasikan harta yang mereka miliki (efektivitas pengoperasian harta)
  7. NERACA DAN PERKIRAAN LABA/RUGI

    1. LAPORAN KEUANGAN
      • Untuk mencatat seluruh transaksi keuangan tiap masa tertentu perusahaan menyusun berbagai macam laporan keuangan.
      • Dua jenis laporan keuangan adalah :
        • Neraca (Balance sheet)
        • Perkiraan laba/rugi (income statement)
    2. NERACA
    3. Neraca adalah laporan ringkas tentang jenis dan jumlah harta yang dimiliki perusahaan, utang mereka dan modal sendiri pada tanggal tertentu.
    4. PERKIRAAN LABA/RUGI
      • Dalam bahasa asing perkiraan laba/rugi disebut income statement atau profit and loss account.
      • Laporan keuangan ini mencatat secara ringkas hasil penjualan produk yang diperoleh perusahaan dalam masa tertentu.
      • Perkiraan laba rugi juga mencatat biaya pokok produk yang dijual, biaya operasional (operating costs)yang ditanggung perusahaan dan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita selama masa yang sama.
  8. HARGA POKOK PENJUALAN

  9. Yang dikategorikan sebagai harga pokok penjualan adalah semua pengeluaran yang berkaitan langsung dengan jumlah satuan produk yang dijual.
    1. BIAYA OPERASIONAL
      • Berlainan dengan biaya pokok penjualan yang jumlahnya dikaitkan dengan jumlah satuan produk yang dijual, jumlah pengeluaran operasional dikaitkan dengan masa kegiatan perusahaan.
      • Biaya operasional antara lain :
        • Biaya umum dan administrasi
        • Biaya pemasaran
        • Bunga kredit bank
        • Penyusutan
        • Premi asuransi
    2. LAPORAN KEUANGAN TAMBAHAN
    3. Laporan keuangan tambahan adalah laporan keuangan yang diturunkan (derivated) dari neraca dan perkiraan laba/rugi
      Jenis laporan keuangan tambahan :
      • Laporan laba tak dibagi (statement of retained earnings)
      • Laporan sumber dan penggunaan dana (statement of sources and uses of funds)
    4. LAPORAN LABA TAK DIBAGI
    5. Laba tak dibagi adalah sebagian dari keuntungan kumulatif selama beberapa tahun dan tidak dibagikan kepada pemegang saham sebagai deviden. Contoh:
        Apabila selama tahun 20x5 perusahaan Minak Jinggo memperoleh laba sesudah pajak sebesar Rp.200 juta, sedangkan dalam rapat umum pemegang saham diputuskan akan membagikan deviden sebesar Rp. 225 juta, maka laporan laba tak dibagi pada akhir tahun 2005 akan tampak seperti pada tabel berikut
      Untuk melakukan analisis sumber dan penggunaan dana, minimum diperlukan neraca perusahaan dua tahun berturut-turut
  10. ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA DILAKUKAN DALAM DUA TAHAP

      • Tahap pertama menghitung pertambahan atau penurunan jumlah pos-pos aktiva dan pasiva neraca dua periode berurutan.
      • Tahap kedua menganalisis apakah perubahan jumlah pos-pos aktiva dan pasiva tersebut menggambarkan sumber atau penggunaan dana
    1. SEBAGAI PEDOMAN UMUM DIUTARAKAN PERUBAHAN JUMLAH POS-POS AKTIVA DAN PASIVA DUA NERACA BERURUTAN YANG BERIKUT MENGGAMBARKAN TERJADINYA PENGGUNAAN DANA :
      • Terjadinya kenaikan jumlah saldo pos-pos harta perusahaan, misalnya persediaan
      • Terjadinya penurunan jumlah saldo pos-pos utang misalnya utang dagang atau utang bank
      • Terjadinya penurunan jumlah saldo pos-pos modal sendiri misalnya laba tak dibagi.
    2. SEDANGKAN PERUBAHAN JUMLAH POS-POS AKTIVA DAN PASIVA YANG BERIKUT MENGGAMBARKAN TERJADINYA PENGADAAN (ATAU SUMBER) DANA
      • Terjadinya penurunan jumlah saldo pos-pos harta, misalnya persediaan atau harta tetap
      • Terjadinya kenaikan jumlah saldo pos-pos utang misalnya utang dagang, utang bank, utang pemegang saham
      • Terjadinya kenaikan jumlah saldo pos-pos modal sendiri misalnya modal disetor.
  11. UNSUR KETERBATASAN NERACA

  12. Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi posisi keuangan perusahaan, neraca mempunyai banyak keterbatasan diantaranya :
      • Keterbatasan menyampaikan informasi
      • Kurang eksak dan akurat
      • Mempergunakan asumsi stabilitas nilai mata uang.
    1. KETERBATASAN MENYAJIKAN INFORMASI
      • Neraca tidak mampu menyajikan informasi tentang kondisi bisnis perusahaan yang bersangkutan secara lengkap.
      • Informasi yang disampaikan neraca terbatas pada data yang dapat disampaikan dalam nilai uang yaitu harta, utang dan modal sendiri
      • Neraca tidak dapat menyampaikan data yang tidak dinyatakan dalam uang misalnya bagaimana posisi perusahaan tersebut dalam persaingan pasar, berapa persen pangsa pasar mereka.
    2. KURANG EKSAK DAN AKURAT
      • Angka-angka yang disajikan dalam neraca tidak pernah eksak dan akurat, terutama angka-angka yang tercantum pada sisi aktiva.
      • Pos-pos aktiva dicatat di neraca dengan harga perolehan, yaitu harga pada saat harta yang bersangkutan diperoleh.
      • Pada tanggal penyusunan neraca terakhir, ada kemungkinan nilai pasar harta yang tercantum dalam neraca telah berbeda dengan nilai perolehannya.
    3. ASUMSI TENTANG STABILITAS NILAI MATA UANG
      • Neraca mempergunakan asumsi nilai nyata tiap mata uang tidak pernah berubah (padahal nilai nyata / real value mata uang berubah dari tahun ke tahun)
      • Oleh karena itu harga perolehan harta yang dicatat dalam neraca tidak menggambarkan nilai harta yang senyatanya
  13. EVALUASI BOBOT DAN KE-AUTENTIKAN NERACA

  14. Untuk mengatasi keterbatasan neraca, perusahaan dan analis keuangan pihak ketiga, misalnya bank kreditur atau calaon investor dapat melakukan dua hal yaitu :
      • Menilai bobot dan ke-autentikan neraca
      • Melakukan verifikasi nilai-nilai pos-pos aktiva
    1. EVALUASI BOBOT DAN KE-AUTENTIKAN NERACA
      • Neraca yang bersangkutan memuat nama perusahaan dan tanggal neraca. Neraca yang tidak mencantumkan nama perusahaan dan tanggal, tidak melaporkan posisi keuangan perusahaan manapun pada saat kapanpun.
      • Memisahkan secara jelas pos-pos harta dan utang, baik dalam sisi aktiva maupun pasiva
      • Telah diperiksa (di-audit) oleh kantor akuntan publik yang mempunyai reputasi yang baik
      • Pimpinan puncak perusahaan yang bersangkutan ikut menandatangani neraca dan perkiraan laba/rugi yang telah diaudit.
    2. VERIFIKASI NILAI POS-POS AKTIVA
    3. Verifikasi nilai pos-pos aktiva diperlukan apabila ada kasus yang muncul seperti :
      • Ada investor yang berminat menjadi pemegang saham baru
      • Perusahaan memasarkan saham mereka dibursa saham
      • Bank kreditur melakukan evaluasi kelayakan permintaan kredit yang diajukan perusahaan
      • Perusahaan akan melakukan merger atau acquisition
      • Perusahaan akan diambil alih kreditur karena tidak mampu membayar kembali kredit induk dan bunga yang tertunggak
  15. UANG KAS, DEPOSITO & SURAT BERHARGA

  16. Banyak perusahaan memiliki uang kas, rekening koran bank, deposito dan surat berharga dengan dominasi mata uang asing. Kurs nilai tukar mata uang lokal dan mata uang asing selalu berubah-ubah dari hari kehari. Oleh karena itu nilai senyatanya mata uang asing dalam bentuk uang kas dan sebagainya yang dilaporkan dalam neraca selalu berubah-ubah. Untuk mendapatkan nilai senyatanya pos-pos mata uang asing tersebut perlu diversifikasi dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku di pasar pada tanggal verifikasi.
    1. PERSEDIAAN
    2. Persediaan seringkali terdiri dari puluhan bahkan ratusan jenis barang. Adakalanya beberapa jenis barang tersebut sudah lama tersimpan digudang dan tidak dapat diproses lagi. Dengan demikian sebenarnya barang tadi sudah tidak berharga lagi, namun masih dicatat di neraca sebagai barang dengan nilai tertentu, yaitu nilai perolehan Untuk mendapatkan nilai senyatanya seluruh persediaan bahan dan barang jadi, persediaan barang yang sudah tidak bernilai itu dikurangkan dari jumlah saldo persediaan secara keseluruhan.
    3. PIUTANG DAGANG
    4. Tidak semua saldo piutang dagang yang tertera dalam neraca dapat ditagih kembali. Dalam istilah manajamen keuangan piutang dagang yang diragukan dapat ditagih kembali disebut piutang ragu-ragu Untuk mendapatkan gambaran jumlah saldo piutang dagang senyatanya, piutang ragu-ragu dikurangkan dari saldo piutang dagang yang tercantum dalam neraca.
    5. HARTA TETAP DAN HARTA TAK BERWUJUD
    6. Harta tetap dibukukan dalam neraca sebesar nilai perolehan. Nilai neto harta tetap yang tercantum dalam neraca adalah nilai perolehan dikurangi penyusutan secara kumulatif sejak harta diperoleh.
  17. EVALUASI LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS

  18. Dari segi manajemen keuangan operasi bisnis perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila keuangan mereka likuid, dan dapat menghasilkan keuntungan yang memadai. Kinerja bisnis perusahaan, termasuk likuiditas keuangan dan kemampuan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) dapat dievaluasi dengan teknik analisis rasio keuangan Bahan masukan untuk melakukan analisis rasio keuangan adalah pos-pos aktiva dan pasiva neraca dan pos-pos perkiraan laba/rugi.
    1. LIKUIDITAS KEUANGAN JANGKA PENDEK
    2. Secara bertingkat likuiditas keuangan jangka pendek perusahaan dapat dinilai dengan dua tolok ukur :
        • Current ratio
        • Acid test ratio
      1. CURRENT RATIO
      2. Rasio keuangan ini memperbandingkan jumlah saldo harta lancar yang dimiliki perusahaan pada tanggal tertentu dengan utang lancar mereka.
        Current ratio = Jumlah Harta Lancar / Jumlah Utang Lancar
      3. ACID TEST RATIO
        • Mengukur likuiditas keuangan jangka pendek dengan tolok ukur current ratio kurang sempurna
        • Hal ini disebabkan karena dalam harta lancar termasuk pos harta yang dalam keadaan normal tidak akan atau tidak mudah dicairkan untuk membayar utang.
    3. SOLVABILITAS
    4. Solvabilitas ( solvability atau financial ) adalah perbandingan antara jumlah seluruh harta perusahaan dengan seluruh utang jangka pendek, menengah dan panjanga mereka Solvabilitas menggambarkan struktur pendanaan seluruh harta perusahaan : berapa persen didanai sendiri, berapa persesn didanai dari pihak ketiga Data masukan analisis solvabilitas diperoleh dari pos-pos aktiva dan pasiva neraca.
      1. TOLAK UKUR SOLVABILITAS
      2. Perbandingan jumlah utang dan harta perusahaan (total debts to assets) Perbandingan jumlah utang berbunga dan modal sendiri (gearing ratio) Perbandingan jumlah utang jangka menengah/panjang dan modal sendiri (mid/long term debts to networth)
        TOTAL DEBTS TO ASSETS
        Jumlah harta yang didanai dengan pinjaman tidak boleh terlalu besar. Hal ini disebabkan karena apabila perusahaan ddebitur pailit dan hartanya dilelang, hasil penjualan harta tersebut cukup melunasi seluruh pinjaman terutang. Sebagai catatan harta yang dilelang seringkali harganya lebih rendah dari nilai buku yang tercatat dalam neraca.
    5. GEARING RATIO
    6. Utang berbunga mengandung dua macam kewajiban pembayaran, yaitu bunga dan cicilan pinjaman induk Apabila jumlah utang berbunga terlalu besar likuiditas dan profitbailitas perusahaan yang bersangkutan dapat tertekan

      MID/LONG TERM DEBTS TO NETWORTH
      • Kredit jangka menengah/panjang diberikan dengan jangka waktu lebih dari satu tahun.
      • Semakin besar jumlah kredit dan semakin panjang janka waktunya, semakin tinggi resiko kredit tersebut.
    7. PROFITABILITAS
    8. Kemampuan perusahaan mendapat keuntungan diukur dengan tujuah macam tolak ukur :
        • Marjin Laba Kotor (gross profit margin)
        • Laba atas penjualan (profit on sales)
        • Laba atas harta (return to assets – ROA)
        • Laba atas modal sendiri (return on equity – ROE)
        • Laba bersih per saham (earning per share)
        • Rasio laba dan harga saham (price earning ratio)
        • Pendapatan dividen (dividend yield)
      1. MARJIN LABA KOTOR
      2. Persentase marjin laba kotor dihitung dengan rumus berikut
      3. LABA ATAS PENJUALAN
      4. Persentase laba atas penjualan dihitung dengan rumus berikut
      5. LABA ATAS HARTA
      6. Return on asset sering juga disebut return on investement-ROI Rasio keuangan ini dipergunakan untuk mengukur profitabilitas prusahaan secara keseluruhan. Persentase laba atas harta memberikan indikasi tingkat kemampuan manajemen perusahaan mengelola seluruh harta atau dana perusahaan yang dipercayakan kepada mereka.
      7. LABA ATAS MODAL SENDIRI
      8. Para pemegang saham pada umunya ingin mengetahui tingkat profitabilitas modal saham dan laba tak dibagi yang telah mereka tanam kembali di perusahaan. Persentase laba atas modal sendiri mempengaruhi tingkat permintaan dan harga saham perusahaan yang diperdagangkan di bursa saham.
      9. LABA BERSIH PER SAHAM
      10. Para pemegang saham perusahaan juga mempunyai perhatian besar terhadap profitabilitas tiap lembar saham perusahaan yang mereka miliki
      11. RASIO LABA DAN HARGA SAHAM
      12. Rasio preice earning (P/E ratio) dibutuhkan para investor yang ingin membeli saham perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan dibursa saham. Rasio price earning adalah perbandingan antara laba bersih per saham dan harga saham tersebut di bursa saham.
      13. RASIO PENDAPATAN DIVIDEN
      14. Rasio pendapatan dividen (dividen yield) adalah perkiraan persentase dividen terhadap haraga saham dibursa saham
    9. MENGELOLA DANA KAS & SEMI KAS

      1. HARTA CAIR
        • Uang Tunai atau Kas (cash in Hand)
        • Uang dalam rekening koran bank (Bank current account)
        • Deposito (deposit accounts)
        • Saham dan obligasi yang diperdagangkan di bursa efek (stock and bonds)
      2. MENENTUKAN JUMLAH OPTIMAL HARTA CAIR
        • Resiko menyimpan uang kas dan dana rekening koran
        • Mengendalikan jumlah saldo kas dan rekening koran
      3. PROYEKSI ARUS KAS
      4. Proyeksi arus kas terdiri dari lima pos perkiraan :
        • Perkiraan pemasukan (cash inflows)
        • Perkiraan pengeluaran kas (cash outflows)
        • Surplus/defisit kas (cash surplus/deficit)
        • Saldo awal kas (cash opening balance)
        • Saldo akhir kas (cash closing balance)
      5. PROYEKSI ARUS KAS
        • Proyeksi arus kas terdiri dari lima pos perkiraan :
        • Perkiraan pemasukan (cash inflows)
        • Perkiraan pengeluaran kas (cash outflows)
        • Surplus/defisit kas (cash surplus/deficit)
        • Saldo awal kas (cash opening balance)
        • Saldo akhir kas (cash closing balance)
      6. MENGOPTIMALKAN SALDO KAS/BANK
      7. Jumlah saldo dana kas/bank dapat diusahakan optimal dengan jalan mempercepat penagihan pembayaran piutang kepada pelanggan dan memperlambat pembayaran utang kepada pihak ketiga (tanpa mengorbankan kredibilitas perusahaan)
      8. PENAGIHAN PEMBAYARAN PIUTANG
      9. Pemasukan kas/bank dari hasil penagihan piutang dagang dapat dipercepat dengan jalan memperpendek jangka waktu penerimaan uang.
      10. MEMPERLAMBAT PENGELUARAN KAS/BANK
      11. Saldo kas/bank juga dapat dioptimalkan dengan jalan memperlambat pengeluaran pengeluaran kas tanpa harus mengorbankan reputasi perusahaan. Dengan jalan memaksimalkan jumlah pembayaran kepada pihak ketiga melalui bank, misal : cek, giro atau transfer
      12. KONSEP CASH TO CASH CYCLE
      13. Adalah jangka waktu perputaran kas dalam kegiatan operasi bisnis perusahaan. Semakin pendek siklus perputaran kas, semakin efisien perusahaan yang bersangkutan dalam mengelola dana kas mereka.

        Jangka perputaran kas dihitung dengan cash to cash cycle dengan rumus :

Comments

  1. Mohon gambarnya lah. Isi nya bagus juga.

    ReplyDelete
  2. Isi nya bagus. Mohon gambar nya sedikit.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya. saya akan mengembangkan nya ke depan. demi kemajuan artikel agar bisa bermanfaat bagi yang lain

      Delete

Post a Comment

Silahkan Komentar nya demi kemajuan blog ini agar bisa berkembang dn semakin bermanfat.

Popular Posts